Rabu, 22 Februari 2012

Idialek dalam Kajian Sosiolinguistik

Sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakatpenuturnya. Ilmu ini merupakan kajian kontekstual terhadap variasi penggunaan bahasamasyarakat dalam sebuah komunikasi yang alami.Variasi dalam kajian ini merupakan masalah pokok yang dipengaruhi atau mempengaruhiperbedaan aspek sosiokultural dalam masyarakat. Kelahiran Sosiolinguistik merupakan buah dariperdebatan panjang dan melelahkan dari berbagai generasi dan aliran. Puncak ketidakpuasankaum yang kemudian menamakan diri sosiolinguis ini sangat dirasakan ketika aliranTransformasional yang dipelopori Chomsky tidak mengakui realitas sosial yang sangat heterogendalam masyarakat. Oleh Chomsky dan pengikutnya ini, heterogenitas berupa status sosial yangberbeda, umur, jenis kelamin, latar belakang suku bangsa, pendidikan, dan sebagainya diabaikansebagai faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan pilihan-pilihan berbahasa. Berpijak dari paradigma ini Sosiolinguistik berkembang ke arah studi yang memandang bahwa bahasatidak dapat dijelaskan secara memuaskan tanpa melibatkan aspek-aspek sosial yang mencirikanmasyarakat.
Idiolek adalah ragam bahasa yang unik pada seorang individu. Hal ini diwujudkan dengan pola pilihan kosakata atau idiom (leksikon individu), tata bahasa, atau pelafalan yang unik pada setiap orang.
Para ahli bahasa sepakat bahwa konsep bahasa adalah suatu hal yang abstrak yang tergantung dari penutur dan pendengarnya. Menurut pandangan tersebut, sebuah bahasa adalah sebuah "rangkaian idiolek" dan bukan merupakan sebuah entitas tersendiri.[1] Ahli bahasa mempelajari bahasa tertentu dengan mengamati pengucapan yang dihasilkan dari orang yang menuturkan bahasa tersebut.
Pandangan ini berlawanan dengan pandangan umum kaum awam (nonlinguis), terutama di Amerika Utara, bahwa bahasa timbul dari sistem ketatabahasaan dan kosakata yang ideal, dan penggunaan/penuturannya sehari-hari didasarkan atas sistem kebahasaan eksternal tersebut.[2]
Bahasaan yang memahami bahasa sebagai gabungan dari idiolek-idiolek yang mandiri dan unik tetap harus memperhatikan bahwa anggota-anggota suatu komunitas penutur yang besar, bahkan penurut dialek yang berbeda dari bahasa yang sama, dapat mengerti satu sama lain. Pada dasarnya semua manusia tampak menghasilkan bahasa dengan cara yang sama.[3] Hal ini telah berujung pada pencarian suatu tata bahasa universal, termasuk usaha-usaha untuk mendefinisikan natur/hayat suatu bahasa tertentu.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Dcreators