Senin, 12 Maret 2012

UPAYA PENINGKATAN PENGELOLAAN KELAS YANG EFEKTIF OLEH GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMA SE-KECAMATAN KUTA UTARA

oleh
Ni Luh Ardiani
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni

ABSTRAK

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan 1) upaya peningkatan pengelolaan kelas yang efektif oleh guru bahasa Indonesia, 2) hambatan yang dialami guru dalam upaya peningkatan pengelolaan kelas yang efektif oleh guru bahasa Indonesia, dan 3) respons siswa terhadap upaya peningkatan pengelolaan kelas yang efektif oleh guru bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran di SMA Se-Kecamatan Kuta Utara. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengambilan sampel jumlah guru dan sekolah menggunakan proporsional sampling. Dengan demikian, dari tiga sekolah SMA yang ada di Kecamatan Kuta Utara (satu negeri, dua swasta), diwakili oleh dua sekolah (satu negeri, satu swasta). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, perekaman, kuesioner, dan wawancara. Metode observasi, perekaman,  kuesioner, dan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data upaya peningkatan pengelolaan kelas yang efektif oleh guru. Hambatan yang dialami guru dalam mengelola kelas diperoleh dengan menggunakan metode kuesioner dan wawancara. Sementara itu, respons siswa diperoleh dari kuesioner yang dibagikan pada siswa yang ditunjang oleh observasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif dan disajikan dalam bentuk deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan pada umumnya upaya peningkatan pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru tergolong efektif. Upaya guru tersebut ditunjukkan dengan 1) mengatur waktu mengajar agar materi dan alokasi waktu sesuai, 2) menciptakan suasana kelas yang tenang dengan menerapkan disiplin waktu pengerjaan latihan, dan 3) memberikan motivasi dan perhatian kepada siswa dengan pandangan, pendekatan, dan penekanan hal-hal positif. Hambatan yang dialami guru bersumber dari media, bahan, dan kegiatan menarik yang bervariasi, serta dari faktor siswa. Respons yang ditunjukkan siswa pun cukup positif dengan presentase 76%.


Kata kunci : Pengelolaan kelas, proses pembelajaran

PENGARUH SIKAP BAHASA SISWA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBUAH KAJIAN TERHADAP SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 NUSA PENIDA

(The Influence of Student Language Attitude to Process Study of Indonesian Ianguage and A Study to XI Grade of SMA Negeri 1 Nusa Penida Student)
Oleh
I Wayan Pariawan
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang berkaitan dengan pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari variabel yang diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan penjelasan mengenai (1) sikap bahasa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Nusa Penida, (2) pengaruh antara sikap bahasa siswa terhadap proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 orang siswa. Penentuan smpel menggunakan teknik penyampelan acak stratifikasi. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah sikap bahasa serta proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yang terdiri atas observasi (catatan lapangan), angket, dan wawancara. Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai proses pembelajaran bahasa Indonesia yang berlangsung. Datanya dianalisis secara deskripsi kuantitatif. Angket dan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data mengenai sikap bahasa siswa. Data sikap bahasa siswa yang dikumpulkan dengan metode angket dianalisis secara deskriptif kuantitatif, sedangkan yang dikumpulkan dengan metode wawancara dianalisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian disimpulakan bahwa siswa memiliki sikap yang cukup positif terhadap bahasa Indonesia, dan sikap bahasa memiliki pengaruh terhadap proses pembelajaran. Dapat disarankan bahwa sikap positif siswa terhadap bahasa Indonesia perlu ditingkatkan sebagai modal dasar untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan proses pembelajaran bahasa Indonesia.

Kata kunci : sikap bahasa siswa, proses pembelajaran

ABSTRACT

This Research represent  descriptive quantitative research that related to measurement of objective statistical and quantitative data through erudite calculation come from accurate variable. The aim of research is to give clarification or explanation to the students attitude about the process of learning in XI grade of SMA Negeri 1 Nusa Penida and the influence between student language attitude to the process of learning. This research use descriptive quantitative device and involves about 100 students as objection or sample. The determination of sample uses random stratification technique. The object of this research in this research is language attitude and also the process of learning. The method which is uses in this research is collection method that consist of observation, questionnaire, and interview. Observation method used to collect data about the process of learning Indonesian language that is held. Its data analyzed by quantitative description. Questionnaire and interview used to collect data about student language attitude. The data of student language attitude that is collected by questionnaire method will be analyzed by quantitative descriptive. While the data which collected by interview method will be analyzed by qualitative descriptive. Base on the result of that research, the condition is the students have positive or good attitude to Indonesian language, and language attitude has influence to the process of learning. Can be suggested that positive attitude of student to Indonesian language need to be increased as the base to increase the quality of education and the process learning Indonesia language.


 Keyword : student language attitude, process study



1.      PENDAHULUAN
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai bahasa resmi negara, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional bagi kepentingan menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan, dan alat pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, seni, serta teknologi modern. Fungsi-fungsi ini tentu saja harus dijalankan secara tepat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Fungsi bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan lembaga-lembaga pendidikan seperti telah disebutkan di atas adalah sebagai bahasa pengantar. Jadi, dalam kegiatan/proses belajar-mengajar bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Berkaitan dengan hal ini, muncul fenomena penggunaan bahasa daerah di sekolah baik oleh guru maupun siswa. Kekhawatiran sebagaian orang terhadap keberadaan bahasa Indonesia muncul karena bahasa pengantar yang digunakan dalam beberapa mata pelajaran adalah bahasa daerah dan bahasa asing. Padahal kalau kembali ke fungsi bahasa Indonesia, salah satunya adalah bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan.
Kekhawatiran seperti tersebut di atas, bukanlah hal yang tanpa dasar. Apalagi kalau kita amati penggunaan bahasa Indonesia oleh para penuturnya. Dalam berbahasa Indonesia sebagaian penutur kurang mampu berbahasa Indonesia secara baik dan benar. Dalam suasana yang bersifat resmi, mereka menggunakan kata-kata/bahasa yang biasa digunakan dalam suasana takresmi atau dalam kehidupan sehari-hari. Padahal, berbahasa Indonesia secara baik dan benar adalah berbahasa Indonesia sesuai dengan suasana/situasinya dan kaidah-kaidan kebahasaan.
Hal tersebut di atas, salah satunya disebabkan sikap negatif terhadap bahasa yang digunakan. Mereka berbahasa Indonesia tanpa mempertimbangkan tepat tidaknya ragam bahasa yang digunakan. Yang terpenting adalah sudah menyampaikan informasi kepada orang lain. Perkara orang lain tahu atau tidak terhadap apa yang disampaikan mereka tidak ambil pusing. Padahal, salah satu syarat utama supaya komunikasi berjalan dengan lancar adalah keterpahaman orang lain/mitra tutur terhadap informasi yang disampaikan. Selain itu, tidak pada tempatnya dalam suasana yang bersifat resmi seseorang menggunakan kata/kalimat/bahasa yang biasa digunakan dalam suasana takresmi.
PBI (pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia) diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam penciptaan kondisi penggunaan Bahasa Indonesia yang lebih memadai. Mengingat peran dan urgensi yang ada pada PBI, maka sudah semestinya pengembangan PBI dilakukan. Di samping peran penting tersebut, pada dasarnya pelaksanaan PBI juga mengacu pada tujuan yang jelas, yaitu yang terkait dengan pembentukan pengetahuan/wawasan, ketrampilan, dan sikap dalam berbahasa Indonesia (termasuk daya apresiasi dan kompetensi dalam bersastra).
Sikap bahasa memiliki pengaruh yang besar dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia. Sikap yang positif akan menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang diharapkan oleh guru. Sebaliknya, sikap negatif akan mempengaruhi kualitas dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam kegiatan pembelajaran.
Cage dan Barliner (1985) (dalam Rudianto dan Nurjaya; 2004:8) menyebutkan bahwa sikap erat kaitannya dengan prestasi belajar. Sikap adalah perasaan senang-tidak senang, setuju-tidak setuju terhadap sesuatu (Rudianto dan Nurjaya; 2004:8). Sikap melibatkan emosi, arah atau ddireksionalitas perasaan, tujuan, dan elemen kognitif yaitu apa yang dikonsepsikan anak terhadap suatu objek tertentu. Sikap erat hubungannya dengan pencapaian belajar, karena sikap positif akan membantu menumbuhkan kemauan, keinginan dan motivasi untuk melakukan atau mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Sikap sama seperti motif dan karenanya perlu dibangkitkan dan diarahkan pada suatu tujuan yang pasti.
Siswa SMA Negeri 1 Nusa Penida termasuk dwibahasawan. Mereka menguasai bahasa daerah/bahasa ibu dan bahasa Indonesia. Namun, kurang pahamnya siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar dalam kegiatan pembelajaran dan lebih positifnya sikap siswa terhadap Bahasa Bali dialek Nusa Penida memberikan efek yang kurang baik dalam proses pembelajaran di sekolah.
Khazanah penggunaan Bahasa Indonesia hanya terbatas pada kegiatan pembelajaran di sekolah. Setelah siswa pulang ke rumah, mereka akan kembali ke komunitas bahasanya. Komunitas penggunaan bahasa Bali dialek Nusa penida. Tentunya kecenderungan ini berbeda dengan kehidupan siswa SMA di kota-kota besar yang komunitas tuturnya menggunakan bahasa Indonesia.
Perkembangan teknologi informasi tampaknya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan sikap bahasa siswa SMA Negeri 1 Nusa Penida. Di tengah berbagai tayangan yang menggunakan Bahasa Indonesia, mereka tetap positif terhadap bahasa ibunya. Semua itu terjadi karena lingkungan siswa yang menuntut penggunaan bahasa daerah. Kenyataannya penggunaan Bahasa Indonesia hanya terbatas pada kegiatan pembelajaran, selebihnya mereka menggunakan bahasa daerah. Ada beberapa tujuan yang ingin diperoleh peneliti antara lain, (1) untuk mendeskripsikan sikap bahasa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Nusa Penida, (2) mendeskripsikan proses pembelajaran bahasa Indonesia yang berlangsung di kelas, dan (3) untuk mengetahui pengaruh sikap bahasa terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia.
           
2.         METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan atau pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif dimaksudkan hanya untuk menggambarkan, menjelaskan, atau meringkas berbagai kondisi, situasi, fenomena, atau berbagai variabel penelitian menurut kejadian sebagaimana adanya yang dapat diwawancara, diobservasi, serta yang dapat diungkapkan melalui bahan-bahan documenter (Bungin : 2008:48-49).
Populasi dalam penelitian ini adalah 197 orang siswa yang terbagi ke dalam 5 kelas, yaitu kelas XI IPA, XI IPB1, XI IPB2, XI IPS 1, dan XI IPS 2. Dari seluruh populasi yang diteliti, besar sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang siswa dengan ketentuan bahwa setiap kelas peneliti mengambil sampel sebanyak 20 orang siswa. Penentuan 20 orang sampel dilakukan dengan cara pengundian. Pengundian ini dilakukan dengan mengocok seluruh nama siswa tiap kelasnya. Tiap nama yang keluar, maka itulah yang dijadikan subjek dalam penelitian. Pengundian ini terus dilakukan hingga diperoleh 20 orang siswa tiap kelasnya.
            Sesuai dengan masalah yang dikaji, data yang akan dicari dalam penelitian ini ada tiga, yaitu data tentang sikap bahasa siswa kelas XI SMA N 1 Nusa Penida, proses pembelajaran, dan data tentang pengaruh sikap bahasa terhadap proses pengajaran Bahasa Indonesia. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket/kuesioner, observasi, wawancara. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah peneliti sebagai instrumen langsung, angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, dan tape recorder.
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh akan dianalisis secara deskritif kuantitatif. Analisis mengenai pengaruh sikap bahasa terhadap proses pembelajaran menggunakan analisis statistik deskriptif. Untuk melihat pengaruh atau adanya korelasi antara dua buah variabel digunakan analisis korelasi product moment. Analisis yang dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows 10.

3.      HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, hasil dan pembahasan data dideskripsikan sesuai dengan urutan permasalahannya yang dikaji meliputi sikap bahasa siswa, proses pembelajaran dan pengaruh sikap terhadap proses pembelajaran.
            Untuk menentukan positif atau tidaknya sikap bahasa siswa, penelitii menggunakan rumus berikut.
Tabel 3.1 Kriteria pembagian sikap
SKOR
KRITERIA
X≥ Mi + 1,5 SDi
Sangat positif
Mi + 0,5 SDi  < X < Mi + 1,5 SDi
Positif
Mi - 0,5 SDi  < X < Mi + 0,5 SDi
Cukup positif
Mi - 1,5 SDi  < X < Mi - 0,5 SDi
Kurang positif
X < Mi - 1,5 SDi
Negatif
(Diadaptasi dari Nurkancana dan Sunartana, 1986)

            Data mengenai proses pembelajaran siswa diperoleh dengan melakukan observasi. Observasi yang dilakukan menggunakan lembar observasi sebagai instrumentnya. Lembar observasi berisi berbagai aktivitas yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.
            Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian disusun dalam sebuah tabel. Untuk mengetahui pengaruh sikap bahasa siswa terhadap proses pembelajaran, peneliti menggunakan analisis statistik product moment untuk menentukan ada tidaknya pengaruh. Data yang telah disusun dianalisis dengan statistik product moment dengan rumus berikut.
(Arikunto, 2006)
Taraf sigifikan yang digunakan dalam analisis ini adalah taraf sebesar 5%.
            Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis statistic product moment. Sebelum data analisis dilakukan uji persyaratan analisis yaitu : 1) distribusi norma, adalah sebaran variable terikat yang dibandingkan rata-ratanya mengikuti sebaran normal artinya tidak menyimpang secara segnifikan dari sebaran normal baku dari Gauss, 2) homogenitas varians, adalah variansi antara kelompok yang satu dengan yang lainnya tidak berbeda secara signifikan.
Berdasarkan uraian diatas, uji persyaratan analisis dalam penilaian ini antara lain : 1) distribusi normal atau uji Normalitas, 2) homogenitas varians atau uji Homogenitas
1.      Uji Normalitas  Sebaran Data
Uji normalitas dimaksudkan untuk menyakinkan bahwa sampel benar-benar berasal dari populasi yang distribusi normal, sehingga uji hipotesis dapat dilakukan. Uji normalitas sebaran data menggunakan uji Kolmogorow-Smienow dengan bantuan SPSS 10. For windows. Kreteria pengujian data yang distribusi normal jika signifikansi yang dihasilkan oleh uji Kolmogorow-Smienow lebih besar dari 0,05 dan dalam hal lain data tidak berasal dari populasi yang distribusi normal.
Tabel. 4.12 Uji Normalitas Data
2.      Uji Korelasi
            Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 10. for windows  dihasilkan bahwa data tersebut telah berdistribusi normal. Oleh karena itu, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung korelasi antarvariabel yang diteliti.

Tabel 4.13 Uji Korelasi Variabel

3.1 Hasil Penelitian
            Berdasarkan data yang diperoleh melalui sebaran kuesioner ditemukan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Nusa Penida memiliki sikap yang cukup positif terhadap bahasa Indonesia. Dalam kegiatan berbahasa atau bertutur di kelas ketika berlangsungnya kegiatan atau proses pembelajaran bahasa Indonesia tidak memperlihatkan sikap yang negatif  terhadap bahasa Indonesia. Sikap-sikap tersebut ditandai oleh adanya sikap menerima, merespon, menghargai bahasa Indonesia, bertanggung jawab terhadap penggunaan bahasa Indonesia, setia terhadap bahasa Indonesia, bangga menggunakan bahasa Indonesia, serta patuh terhadap kaidah penggunaan bahasa Indonesia.
            Data mengenai proses pembelajaran siswa diperoleh dengan melakukan observasi. Observasi yang dilakukan menggunakan lembar observasi sebagai instrumentnya. Lembar observasi berisi berbagai aktivitas yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.
            Sesuai dengan kriteria, peneliti memberi skor pada setiap item dengan rentangan 1 sampai 5. Skor 1 merupakan skor yang paling rendah sedangkan skor 5 merupakan skor yang paling tinggi. Pemberian skor dilakukan oleh peneliti dengan memperhatikan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan sebanyak 2 kali untuk setiap kelasnya. Selama melakukan observasi, peneliti tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti hanya bertindak sebagai observer.
            Berdasarkan data yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung dengan cukup kondusif. Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Walaupun demikian ada juga beberapa siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran kurang antusias.
            Berdasarkan data yang telah terkumpul, peneliti kemudian menguji data tersebut. Data tersebut yang telah tersusun dalam bentuk dianalisis dengan menggunakan analisis statistic product moment untuk menguji ada atau tidak hubungan atau pengaruh antara sikap bahasa siswa dengan proses pembelajaran.
            Analisis dilakukan untuk menguji Hipotesis 0 (H0). Pengujian ini penting dilakukan agar diketahui korelasi antara kedua variabel tersebut. Analisis satistik yang dilakukan menggunakan taraf sifnifikan 5 %. Berdasarkan analisis yang dilakukan ternyata bahwa H0 yang disajikan peneliti ditolak. Hal ini berarti bahwa Ha diterima.


3.2  Pembahasan
            Sikap merupakan kecenderungan untuk merespon sesuatu. Respon yang diberikan dapat berupa negatif ataupun negatif. Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Nusa Penida berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Baik dari segi keluarga maupun bahasa yang digunakan. Namun sebagian besar bahasa ibu yang digunakan oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Nusa Penida adalah bahasa Bali dialek Nusa Penida.
            Bahasa Indonesia digunakan dalam situasi yang bersifat formal, khususnya dalam bidang pendidikan. Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Nusa Penida menggunakan bahasa Indonesia pada saat mengikuti pelajaran di kelas. Tidak hanya pada pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi juga pada semua bidang studi yang diberikan di sekolah. Penggunaan bahasa Indonesia oleh siswa dilakukan karena siswa mengetahui sifat serta situasi komunikasi yang terjadi di sekolah. Bahasa Indonesia dipilih karena siswa mengetahui bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Selain itu, materi yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia dan penggunaan bahasa Indonesia mempermudah siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru.
            Apabila dipresentasekan, maka dalam proses pembelajaran 95% bahasa yang digunakan sebagai bahasa pengantar adalah bahasa Indonesia. Sedangkan 5% sisanya menggunakan bahasa Bali. Penggunaan bahasa bali dalam kegiatan pembelajaran digunakan untuk mempermudah penyampaian materi dan mempermudah konsep yang disampaikan. Bahasa Bali dipilih oleh guru maupun siswa untuk memepermudah penyampaian konsep serta contoh-contoh. Hal ini dilakukan agar siswa benar-benar memahami apa yang dipelajarinya.
            Berbeda dengan situasi di dalam kelas, siswa kelas XI SMA Negeri 1 Nusa Penida mengguakan bahasa Bali jika berada di luar kelas. Karena situasinya yang tidak formal, penggunaan bahasa Bali digunakan juga sebagai identitas diri serta menambah keakraban diantara siswa. Adanya anggapan kalau siswa yang menggunakan bahasa Indonesia di luar konteks atau situasi formal adalah siswa berlebihan juga menjadi salah satu pemicunya.
            Berdasarkan data yang diperoleh dengan menggunakan angket yang berisi 50 butir pernyataan menggambarkan bahwa sikap siswa terhada bahasa Indonesia cukup positif. Ini terjadi karena siswa mempunyai pandangan bahwa bahasa Indonesia mampu mengantarkan mereka pada cita-cita yang diharapkan. Selain itu, adanya kesadaran akan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang berlaku juga menjadi salah satu factor sikap positif siswa terhadap bahasa Indonesia.
            Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh penenliti. Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa sikap bahasa siswa secara umum positif. Siswa mengaku senang dengan mempelajari bahasa indonesia. Sebagian siswa beranggapan bahawa belajar bahasa Indonesia itu penting. Siswa mengetahui bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, tentunya akan berperan penting dalam kehidupan siswa. Sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia terjadi karena siswa mengetahui bahwa dengan mempelajari bahasa Indonesia, siswa merasa akan mampu berkomunikasi dengan baik.
            Berkaitan dengan proses pembelajaran, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan diketahui bahwa siswa merasa sangat senang terhadap pelajaran bahasa Indonesia. Kesenangan yang dirasakan siswa ketika mengikuti pelajaran bahasa Indonesia dipicu oleh guru bidang studi bahasa Indonesia yang mereka suka. Mereka berpandangan bahwa guru mampu membawakan materi dengan baik, serta mempu memberi motivasi lebih bagi siswa dalam mempelajari bahasa Indonesia.
            Seperti yang kita ketahui, bahwa sikap dapat diartkan sebagai prilaku yang berdasarkan keyakinan. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka siswa telah memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Sikap positif ini terlihat karena telah adanya motivasi dari siswa untuk mempelajari bahasa Indonesia.
            Sikap positif siswa juga ditunjukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Ini berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Nusa Penida secara aktif dan penuh antusias mengikuti kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia yang berlangsung. Siswa terlibat dalam kegiatan diskusi, mengemukakan pendapat, maupun memberi pertanyaan ataupun jawaban dengan menggunakan bahasa Indonesia.
            Berdasarkan pengujian yang dilakukan, diketahui bahwa H0 ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, maka diketahui Ha diterima. Oleh karena itu, dapat diketahui dari segi hubungan atau pengaruh sikap bahasa terhadap proses pembelajaran, ditemukan bahwa ada hubungan atau pengaruh antara sikap dengan proses pembelajaran yang berlangsung. Berdasarkan analisis statistik yang digunakan menunjukan adanya hubungan antara sikap bahasa siswa dengan proses pembelajaran bahasa Indonesia. Sikap yang positif siswa akan berdampak pada proses pembelajaran yang berlangsung. Semakin positif sikap siswa terhadap bahasa Indonesia, maka semakin baik pula proses pembelajaran yang dilakukannya di kelas. Begitu juga dengan sikap yang kurang negatif akan berdampak pada kurang tecapainya tujuan proses pembelajaran bahasa Indonesia.

4. PENUTUP
            Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV serta hipotesis, dapat disampaikan simpulan berikut ini.
1.      Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Nusa Penida yang terdiri atas 5 kelas memiliki sikap positif tehadap bahasa Indonesia. Sikap positif siswa terhadap bahasa Indonesia ditunjukkan oleh hal-hal berikut, (1) adanya sikap setia terhadap bahasa indonesia, (2) adanya kepatuhan siswa terhadap kaidah-kaidah yang menaungi bahasa indonesia, (3) adanya sikap menghargai bahasa Indonesia, (4) siswa memiliki rasa tanggung jawab terhadap keberadaan bahasa Indonesia, (5) siswa memiliki sikap mau menerima terhadap informasi baru, (6) siswa memiliki kebangaan terhadap bahasa Indonesia, dan (7) dan siswa memiliki respon yang baik terhadap bahasa Indonesia.
2.      Proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas berlangsung dengan cukup kondusif. Hal ini diketahui berdasarkan observasi yang dilakukan, mulai dari kegiatan membuka pelajaran, inti, sampai dengan penutup. Secara umum terlihat keantusiasan siswa.
3.      Ada pengaruh yang cukup signifikan antara sikap bahasa siswa terhadap proses pembelajaran bahasa Indonesia. Pengaruh ini didasarkan atas analisis yang dilakukan terhadap dua variabel dengan menggunakan analisis statistic product moment.
            Berdasarkan simpulan yang diperoleh, saran yang disampaikan sebagai berikut.
1.      Sikap positif siswa terhadap bahasa Indonesia perlu ditingkatkan sebagai modal dasar untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan proses pembelajaran bahasa Indonesia. Sikap yang positif akan menunjang proses pembelajaran yang dilakukan sekolah.
2.      Sikap positif terhadap bahasa Indonesia perlu ditanam dan dikembangkan oleh pendidik dan sistem pendidikan kita, sehingga harapan dari tujuan pendidikan nasional kita tercapai.
3.      Penelitian dalam bidang Sosiolinguistik, khususnya kajian tentang hubungan atau pengaruh sikap bahasa dengan proses pembelajaran masih jarang dilakukan. Diharapkan rekan-rekan mahasiswa maupun dosen  ikut terpanggil untuk melakukan penelitian mengenai sikap bahasa. Dengan demikian, diharapkan khasanah keilmuan Sosiolinguistik akan semakin bertambah dan berkembang.
4.      Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Nusa Penida merupakan sebuah penelitian permulaan yang dilakukan oleh peneliti. Oleh karena itu, penelitian mengenai sikap bahasa siswa perlu dilakukan oleh peneliti lain dengan berbagai penyempurnaan. Hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti di tempat penelitian belum tentu menghasilkan atau memperoleh hasil penelitian yang sama di tempat yang berbeda.

5.      DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.           Jakarta : Rineka Cipta
Astika, Made. 2007. Bahasa Rahasia Waria di Kota Singaraja. Skripsi (tidak           diterbitkan). Undiksha Singaraja

Awangga, 2007. Desain Proposal Penelitian. Yogyakarta : Pyramid Publisher.

Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Butler, Christopher. 1995. Statistika dalam Linguistik. Bandung: Penerbit ITB
Djamarah,BA& Zain Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Hamalik, oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Mulyanto, Agus. 2009. Pengertian Bahasa. http://mulyanto.blogdetik.com.            (diakses pada Selasa, 24 Maret 2009 pukul 13.00 Wita)
Mufidah, Nidah. 2006 .“Perilaku Berbahasa Santri Ponpes Darul Hijrah Cindai      Alus     Kabupaten Banjar”.  KHAZANAH Vol. V. No. 06 November-       Desember        2006
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.      Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Nurkancana, W.,& Sunartana, P.P.N. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya:           Usaha Nasional
Putra, Meirwandina.2004.Sikap Bahasa Guru Sekolah Dasar di Kecamatan            Manyaran        Kabupaten Wonogiri terhadap Bahasa Indonesia. Laporan         Penelitian (tidak          diterbitkan).  Surakarta : Universitas Sebelas Maret

Rudiyanto, Razak dan Nurjaya, I Gede. 2004. Sikap dan Motivasi dalam   Pembelajaran Bahasa Bali : Studi Kasus pada Murid Kelas VI SD No.1           Banjar Jawa, SD No.2 Kampung Baru, dan SD NO.1 Baktiseraga di             Wilayah           Kota Singaraja. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan) .       IKIP Negeri    Singaraja.
Sedarmayanti dan Hidayat, Syarifudin. 2002. Metodelogi Penelitian. Bandung : Mandar Maju
Sudjana .1997. Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Rosdakarya
Sumarsono dan Partana Paina. 2002. Sosiolinguitik. Yogyakarta: SABDA
Sumarsono. 2007. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suwito. 1983. Pengantar Awal Sosiolinguistik: Teori dan Problema. Sala: Henary Offset
Suyanto.2009. Sikap, Pengukuran dan Prediksi Perilaku.     http://suryanto.blog.unair.ac.id. (diunduh pada tanggal 28 Oktober 2009,        pukul 15.30 Wita)
Wendra, 2007. Penulisan Karya Ilmiah (Modul). Singaraja : UNDIKSHA.
Wijana, Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2006. SOSIOLINGUISTIK Kajian             Teori dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Wikipedia . 2008.  Sikap         ."http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia_bahasa_Indonesia.             (diakses             pada Selasa, 24 Maret 2009 pukul 13.00 Wita)


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Dcreators