Setiap siswa dihadapkan dengan soal-soal bahasa Indonesia, selalu saja muncul pertanyaan yang terus menerus sama antarsiswa yang satu dengan lainnya, antartingkat, yaitu soal bahasa Indonesia yang panjang dengan jawaban yang mirip dalam setiap pilihannya. Selain itu, permasalahan mengenai paragraf yang banyak juga menjadi problematika yang pelik bagi siswa. Sebagai seorang pengajar bahasa Indonesia, tentu saja kita harus mampu memberikan argumen yang tepat dan bijak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan serta keluhan siswa.
Salah satu soal yang kerap muncul dalam soal ulungan umum maupun UN tingkat SMP maupun SMA adalah kalimat sumbang dalam sebuah paragraf. Secara sederhana, kalimat sumbang adalah kalimat yang terlepas atau tidak mengacu pada ide pokok yang disampaikan dalam sebuah paragraf. Kalimat sumbang adalah kalimat yang tidak mendukung kalimat
utama atau kalimat di luar jalur pokok pembicaraan. Untuk menentukan kalimat
ini kita harus menentukan kalimat utama/ide pokok suatu paragraf.
Selain itu, kalimat sumbang atau kalimat yang tidak padu dapat juga diartikan sebagai kalimat
yang benar-benar didasarkan pada prinsip manasuka yang tidak memiliki sangkut
paut, menyimpang bahkan bertolak belakang dengan ide pokok suatu paragraf.
Mengapa dalam suatu kalimat bisa terdapat kalimat
sumbang? Kalimat sumbang ini dapat ditimbulkan oleh suatu ketidaksengajaan
penulis, bahkan disengaja oleh penulis. Unsur kesengajaan ini misalnya
seseorang menulis novel lepas, cerita-cerita humor untuk memberikan umpan
klasik kepada pembacanya.
Tentu saja munculnya kalimat sumbang tersebut mengganggu unsur kepaduan dalam sebuah paragraf. Jika hal ini dibiarkan terus terjadi, maka akan menyebabkan paragraf yang kita buat menjadi tidak baku.
Perhatikan contoh berikut!
Contoh 1
(1) Tanaman perlu perawatan. (2) Merawat tanaman dapat
dilakukan dengan cara memberi pupuk, menyirami setiap hari, dan menyiangi
rumput yang menggangu pertumbuhannya. (3) Rumput ada yang dijadikan obat. (4)
Tanaman akan tumbuh dengan baik apabila perawatan tanaman dilakukan dengan
sungguh-sungguh.
Contoh 2
1) Ardi tampak
murung, meskipun perpisahan berlangsung sangat meriah. 2) Ardi memang pantas
bersedih karena cita-citanya untuk menjadi seorang sarjana pertanian kandas 3)
Orang tuanya tak sanggup lagi membiayai sekolahnya. 4) Ayahnya menyarankan agar
Ardi memilih jurusan mesin saja.
Contoh 3
(1) Sebagai bangsa Indonesia, sudah semestinya kita mengenal
tokoh-tokoh pahlawan, yaitu orang yang berjuang dan berjasa dalam membangun
negara kita. Indonesia. (2) Di dalam sinetron yang ditayangkan di televisi
tokoh yang berjiwa pahlawan tidak digambarkan menurut semestinya. (3) Kita
dapat mengenal tokoh pahlawan melalui
berita atau cerita guru, buku-buku sejarah Indonesia atau boigrafinya.(4)
Mengetahui tokoh dan perjuangan dapat memberikan keteladanan kepada kita. (5)
Disamping itu, untuk menambah rasa patriotik.
0 komentar:
Posting Komentar