Senin, 23 Mei 2011

JENIS KATA MENURUT TATA BAHASA BAKU


BAB I
PENDAHULUAN


I.1. Latar Belakang
            Dalam bahasa Indonesia kita mengenal Morfologi yang merupakan cabang dari kajian ilmu bahasa. Salah satu kajian atau bidang dari morfologi adalah kelas kata menurut tata bahasa baku. Namun,dikalangan kita sebagai mahasiswa masih banyak yang tidak paham atau mengenal jenis kata menurut tata bahaa baku. Didalam makalah ini akan dipaparkan tentang pembagian kelas kata menurut tata bahasa baku secara jelas guna mempermudah dalam pemahaman materi ini.


I.3. Rumusan Masalah
             I.2.1. Apa saja pembagian kelas kata menurut tata bahasa baku.
             I.2.2. Apa saja bentuk pembagian verba, nomina, pronomina, numerelia,
adverbia, adjektiva, kata tugas.
             I..2.3. Apa saja contoh dari masing-masing dari bentuk pembagian kelas
kata menurut tata bahasa baku.
             I.2.4. Bagaimana pemakaian masing-masing jenis kata menurut tata
bahasa baku.
I.2. Tujuan
            Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
            I.3.1. Untuk mengetahui pembagian kelas kata menurut tata bahasa baku
            I.3.2. Untuk mengetahui perbedaan dari masing-masing pembagian kelas
kata menurut tata bahasa baku.
            I.3.3. Untuk mengetahui karakteristik dari jenis kata tersebut.







BAB II
JENIS KATA MENURUT TATA BAHASA BAKU

            Kata merupakan bentuk yang sangat komplek yang tersusun atas beberapa unsur.   Kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas satu suku kata atau lebih. Kata merupakan unsur atau bagian yang sangat penting dalam kehidupan berbahasa. Bidang atau kajian mengenai kata telah banyak diselidiki oleh ahli bahasa. Penyelidikan tersebut menghasilkan berbagai teori-teori antara yang satu dengan yang ain berbeda-beda. Perbedaan ini terjadi karena adanya perbedaan sudut pandaang antara ahli bahasa yang satu dengan yang lainnya. Adanya perbedaan konsep antara ahli yang satu  dengan yang lainnya tentu akan membingungkan dalam kegiatan pembelajaran.
            Untuk mengurangi kebingungan tersebut, dikelompokanlah jenis kata menurut tata bahasa baku. Dengan pengelompokan ini diharapkan mampu mengurangi kebingungan dalam pembelajaran bahasa. Sebagaimana yang kita ketahui, istilah baku berarti suatu bentuk yang sudah  menjadi standar bersama. Karena kaidah-kaidah ini banyak digunakan oleh orang.
            Jenis kata menurut tata bahasa baku terdiri dari :


  1. verba
  2. adjektiva
  3. nomina
  4. pronomina
  5. numerelia
  6. adverbia
  7. kata tugas





II.1. VERBA

Kita harus menyadari bahwa dalam bahasa Indonesia ada dua dasar yang dipakai dalam pembentukan verba, yaitu dasar yang tanpa afiks tetapi telah mandiri karena memiliki makna, dan bentuk dasar dasar yang berafiks atau turunan. Dari bentuknya verba dapat dibedakan menjadi :
1.      verba dasar bebas
Verba dasar yaitu verba yang berupa morfem dasar bebas. Contohnya : duduk, makan, mandi, minum, pergi, pulang,dll.

2.      verba turunan
Verba turunan yaitu verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, gabungan proses atau berupa paduan leksem. Sebagai bentuk turunan dapat kita jumpai :
a. verba berafiks
contohnya : ajari, bernyanyi, bertaburan, bersentuhan, ditulis, jahtkan, kematian, melahirkan, menari, menguliti, menjalani, kehilangan, berbuat, terpikirkan.
b. verba bereduplikasi
contohnya : bangun-bangun, ingat-ingat, makan-makan.
c. verba berproses gabungan
contohnya : bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, terbayang-bayang.
d.verba majemuk
contoh : cuci mata, campur tangan, unjuk gigi.

            Dilihat dari banyaknya nomina yang mendampinginya,verba dapat dibedakan menjadi :
i.        verba intransitif
verba intransitif yaitu verba yang menghindarkan obyek. Contoh : ada, kembali, bangkit, bangun, tiada, terbang.
ii.      verba transitif
verba transitif yaitu verba yang bisa atau harus mendampingi obyek.berdasarkan banyaknya obyek,maka terdapat :
a.        verba monotarnsitif
verba monotransitif yaitu verba yang mempunyai satu obyek.
Contoh :  
b.       verba bitransitif
verba bitransitif yaitu verba yang mempunyai dua obyek.
Contoh :    
c.        verba ditransitif
verba dittransitif adalah verba transitif yang verbanya tidak muncul.
Contoh : adik sedang makan.

            Dilihat dari hubungan verba dengan nomina, dapat dibedakan menjadi :
1.      verba aktif
verba  aktif yaitu verba yang subyeknya berperan sebagai pelaku. Verba demikian biasanya berprefiks me-, ber-, atau tanpa prefiks.
Contoh :          Dia mencintai saya
                        Saya makan nasi
Apabila ditandai oleh sufiks –kan, maka verba itu benefaktif atau kausatif.
Contoh :
 Ia membuatkan saya baju
Ibu memasakan kami makanan.
Apabila ditandai oleh sufiks –i, maka verba bermakna lokotif atau repetitif.
Contohnya :   
Pak tani menanami sawah
Adik menyirami bunga
Orang itu memukuli anjingnya
Paman menguliti kambing.
2.      verba pasif
verba pasif yaitu verba yang subyeknya berperan sebagai penderita, sasaran, atau hasil. Biasanya diawali dengan prefiks ter-, atau di-.
Contoh :
Adik dipukul ayah.
Buku itu terinjak oleh ku.
            Pada umumnya verba pasif dapat diubah menjadi verba aktif, yaitu dengan mengganti afiksnya.
Contoh :
Adik disayang ayah.               Ayah menyayangi adik
Meja itu terangkat oleh adik.              Adik dapat mengangkat meja itu
3.      verba anti-aktif (argatif)
Verba anti-aktif yaitu verba pasif yang tidak dapat diubah menjadi verba aktif, dan subyeknya merupakan penderita.
Contoh :
Ibu kecapaian di bus
Kakinya terntuk batu
4.      verba anti-pasif
Verba anti-pasif yaitu verba aktif yang tidak dapat diubah menjadi verba pasif.
Contoh :
Ia haus akan kasih sayang
Pak tani bertanam singkong.

Dilihat dari interaksi antara nomina dan pendampingnya, dapat dibedakan:
a.        verba resiprokal
Verba resiprokal yaitu verba yang menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh dua pihak, dan perbuatan tersebut dilaukan dengan saling berbalasan. Kedua belah pihak terlibat perbuatan.
            Contoh : berkelahi, berperang, bersentuhan, berpegangan, bermaaf-maafan, bersalam-salaman.
b.        verba non resirokal
verba nonresiprokal adalah verba yang tidak menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh dua pihak dan tidak saling berbalasan.

      Dilihat dari sudut referensi argumennya :
a.        verba refleksif
verba refleksif yaitu verba yang kedua argumennya mempunyai referen yang sama . verba ini mempunyai dua bentuk, yaitu :
  • verba yang berfresiks ber-, dan nominanya berpadu dengan prefiks itu.
Contoh : bercermin, berdandan, berjemur.
  • Verba yang berprefiks me-, bersufiks –kan, dan berobyek diri.
Contoh : melarikan diri,  membaringkan diri.
b.        verba non-refleksif
verba non refleksif yaitu verba yang kedua argumennya mempunyai referen yang berbeda atau berlainan.

            Dilihat dari sudut hubungan identifikasi antara argumen-argumennya, dapat dibedakan  :
  1. Verba Kopulatif
Yaitu Verba yang mempunyai potensi untukditanggalkan tanpa mengubah konstruksi preduktirf yang bersangkutan.
Contoh: adalah, merupakan.
  1. Verba Ekuatif
Adalah Verba yang mengungkapkan ciri salah satu argumennya.
Contoh: menjadi, terdiri dari, berdasarkan, bertambah, berasaskan.
Verba Telis dan Verba atelis
Verba Telis biasanya berprefik me-, dan Verba Atelis berfrefik ber.Verba Telis menyatakan bahwa perbuatan tuntas, sedangkan Verba Atelis menyatakan bahwa perbuatan belum tuntas atau belum selesai.
Contoh:
-          Pak tani menanam padi
-          Pak tani bertanam padi
-          Ia menukar pakaian itu
-          Ia bertukar pakaian
Verba performatif adan Verba Konstatatif
1.       Verba performatif
Yaitu Verba dalam kalimat yang secara langsung mengungkapkan pertuturan yang dibuat pembicara pada waktu mengajarkan kalimat.
Contoh: berjanji, menanamkan, menyebutkan, mengucapkan.
2.       Verba Konstatatif
Yaitu Verba dalam kalimat yang menyatakan atau mengandung gambaran tentang suatau peristiwa.
Contoh: menembaki, menulis.

II.2. ADJEKTIVA

Adjektiva adalah kategori yang ditandai oleh kemungkinannya untuk bergabung:
1.       Bergabung dengan partikel tidak,
2.       mendampingi nomina
3.       di dampingi partikel seperti lebih, sangat, agak.
4.       mempunyai ciri-ciri morfologis seperti –er, –if, -i.
5.       dibentuk menjadi nomina dengan konfiks ke-an.

1.       Adjektiva dasar
a.       Yang dapat diisi dengan kata sangat, lebih :
Adil                 Bagus              Deras               dsb.
Agung                         Bahagia           Disiplin
Aman              Bebas              Fatal
Anggun           Berani              fanatik
b.       Yang tidak bisa diisi dengan kata sangat, lebih :
Buntut             Genap              Langsung        Pelak
Cacat               Interlokal         Laun                Tentu
Gaib                Kejur               Musnah           Tunggal
Ganda             lancung            Niskala           
2.       Adjektiva turunan
a.       Adjektiva turunan berafiks, misalnya terhorma.
b.       Adjektiva turunan bereduplikasi, misalnya
- Elok-elok                  - Muda-muda
- Gagah-gagah             - Ringan-ringan
c.       Adjektiva berafiks ke-an, misalnya :
- kesakitan                   - Kesepian
d.                 Adjektiva berafiks –i, misalnya :
-          Abdi                -           hewani
-          Alami              -           Duniawi
e.       Adjektiva yang berasal dari berbagai kelas dengan proses-proses berikut :
1.      Deverbalisasi, misalnya :
-          Melengking                             - menyenangkan
-          Menggembirakan                    - terpandang
2.      denominalisasi, misalnya :
-          ahli                  - berguna                     - luas
-          berakar                        - bermanfaat                - malam
-          berbisa             - dermawan                 - membudaya
3.      de-adverbalisasi, misalnya :
-          berkurang        - menyengat
-          bertambah
4.      denumeralia, misalnya :
-          manunggal                               - menyeluruh
-          mendua
5.      de-interjeksi, misalnya :
-          aduhai             - sip                 - wah
-          asoi                  - yahud

3.       Adjektiva Majemuk
a.       subordinatif :
-          buta warna                              - panjang akal
-          besar mulut                              - terang hati
b.      koordinatif   :
-          aman sentosa                           - lemah lembut
-          besar kecil                               - suka duka

Ada dua macam katagori adjektiva :
a.       - adjektiva predikatif , adalah adjektiva yang dapat menempati posisi predikat dalam klausa .
contoh : hangat, sulit, mahal.
-          adjektiva atributif, yaitu adjektiva yang mendampingi nomina dalam prase nominal.
Contoh : nasional, niskala
b.      - adjektiva bertaraf, yaitu adjektiva yang dapat berdampingan dengan agak, sangat, seperti : pekat, makmur.
-          adjektiva tak bertaraf, adalah adjektiva yang tidak dapat berdampingan dengan agak, sangat, seperti : intern

Pemakaiaan Adjektiva
a.       Tingkat positif, yaitu suatu tingkat yang menerangkan bahwa nomina dalam keadaan biasa.
Contoh :  - Rumah Husein besar
           - Rumah Husein sama besar dengan rumah Ramli      
b.       Tingkat komparatif, yang menerangkan bahwa keadaan nomina melebihi keadaan nomina lain.
 Contoh :Rumah Husein lebih besar dari pada rumah Ramli.
c.       Tingkat superlatif, suatu tingkat yang menerangkan bahwa keadaan nomina melebihi keadaan beberapa atau semua nomina lain yang dibandingkannya.
Contoh : - Anton murid yang paling pandai di kelas itu.
               - Anton murid terpandai di kelas itu.
d.      Tingkat eksesif, yaitu suatu tingkat yang menerangkan bahwa keadaan nomina berlebih-lebihan.
Contoh :  -  Pertunjukan malam itu sangat ramai sekali.
-      Karena dimanja, anak itu terlalu amat nakalnya.
-      Angin topan yang bukan main kuatnya

II.3. NOMINA

            Nomina adalah kategori yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel tidak, mempunyai potensi untuk didahului oleh partikel dari. Ada beberapa jenis nomina yaitu :
1.      nomina dasar
contoh :           * batu              * radio             * kemarin
                        * kertas            *udara            
2.      nomina turunan
·         nomina berafiks : keuangan, perpaduan
·         nomina reduplikasi :tetamu, rumah-rumah
·         nomina hasil gabungan proses : batu-batuan, kesinambungan.
·         Nomina yang berasal dari berbagai kelas karena proses :
-       deverbaliasi : pemandian, kebersamaan
-       deakjitivalisasi : ketinggian, leluhur
-       deaverbalisasi : kelebihan, keterlaluan.
-       Penggabungan : jathnya, tridarma.
3.      nomina paduan leksem
contoh :           - daya juang                - jejak langkah
                        - loncat indah
4.      nomina paduan leksem gabungan :
contoh :           - pengambilalihan
                        - pendayagunaan

            Sub Kategorisasi
1)      Nomina bernyawa dan tak bernyawa
a.         Nomina bernyawa dapat dibagi atas:
(1)   Nomina persona (insan):
Ø  Nama diri: Martha, Sis, Ayu. Nama diri sebagai nama tidak dapat direduplikasikan.
Ø  Nomina kekerabatan: nenek, kakak, ibu, bapak
Ø  Nomina yang menyatakan orang atau yang diperlakukan seperti orang; tuan, nyonya
Ø  Nama kelompok manusia: Jepang, Melayu
Ø  Nomina tak bernyawa yang dipersonkasikan: DPR (lembaga)
(2)    Flora dan Fauna mempunyai ciri sintaksis:
Ø  Tidak dapat disubstansikan dengan ia, dia, atau mereka
Ø  Tidak dapat didahului partikel si, kecuali flora dan fauna yang dipersonifikasikan: Si Kancil, Si Kambing

b.         Nomina tak bernyawa dapat dibagi atas:
(1)   Nama lembaga; DPR, MPR
(2)    Konsep geografis: Bali, Jawa, Senangka
(3)    Waktu: Senin, Januari, besok
(4)    Nama bahasa: bahasa Sunda, bahasa Indonesia
(5)    Ukuran dan takaran: gram, kilometer, karung
(6)    Tiruan bunyi: kokok
2)      Nomina terbilang dan tak terbilang
Nomina terbilang ialah nomina yang dapat dihitung seperti, buku, orang, titik. Nomina tak terbilang ialah nomina yang tidak dapat didampingi oleh numeralia, seperti udara, kesucian, termasuk pula nama diri dan nama geografis.
3)      Nomina kolektif dan bukan kolektif
Nomina kolektif mempunyai ciri dapat disubstitusikan dengan mereka atau dapat diperinci atas bagian-bagian nomina kolektif terdiri atas nomina dasar seperti tentara, keluarga. Nomina turunan seperti wangi-wangian. Nomina yang tidak dapat diperinci atas bagian-bagiannya termasuk nomina bukan kolektif seperti: asinan, cairan, hadirin, kompi, pawai, rempah.

Pemakaian Nomina
  1. Penggolongan benda yang dipakai bersama dengan numeralia untuk menandai kekhususan nomina tertentu. Contoh penggolongan benda: bahu, batang, ekor, kecap, pucuk, tangkai.
  2. Nomina tempat dan arah: kana, kiri, depan, belakang
  3. Tiruan bunyi: aum, deru, deram, dan sebagainya
  4. Makian: bangsat, jahanam, dan sebagainya
  5. Sapaan. Ada beberapa jenis nomina yang dipakai untuk menyapa:
a.        Nama diri: “Mari ke sini, Ali”,
b.        Nomina kekerabatan: “Pak, apa artinya ini?”
c.        Gelar dan pangkat: “Selamat pagi, Dok”
d.       Kata pelaku yang berbentuk pe- + verba : pendengar
e.        Bentuk nomina + -ku: “Oh, Tuhan-ku, lindungilah kami”
f.         Nomina lain: “Ini topi Tuan”
  1. Kuantifa: bahu, botol, ikat, gelas, papan, teras
  2. Ukuran: gram, kilo, sentimeter
  3. Penunjuk waktu: pagi, Minggu, jaman
  4. Hipostasis, yaitu kata berkelas apa saja yang  “diangkat” dari wacana dan dibicarakan dalam metabahasa seperti: kata berat dalam kalimat “Berat terdiri dari lima fonem dan maknanya berlawanan dengan ringan”

Nominalisasi
            Proses nominalisasi adalah proses pembentukan nomina yang baerasal dari morfem atau kelas kata yang lain. Proses ini dapat terjadi dengan :
  1. Afiksasi : pembicara, kekasih, anjuran, lautan, kemenagan, keberanian, permintaaan
  2. Penambahan partikel Si dan Sang didepannya: Si Kancil, si Manis
  3. Proses nominalisasi dengan yang : yang lain, yang manis, yang manja


II.4. PRONOMINA

            Pronomina adalah kategori yang berfungsi untuk menggantikan nomina. Apa yang digantikannya itu disebut antiseden.
Pemakaian Pronomina
  1. Dalam ragam non standar, jumlah pronomina lebih banyak daripada yang terdaftar tersebut, karena pemakaian non standar tergantung dari daerah pemakaiannya.
  2. Dalam bahasa kuno juga terdapat pronomina seperti patik dan baginda
  3. Semua pronomina hanya dapat mengganti nomina orang, nama orang, atau hal-hal lain yang dipersonifikasikan: “Kita sudah kehabisan beras, biarlah saya yang membelinya




II.5. NUMERALIA

            Numeralia adalah kategori yang dapat mendampingi nomina dalam konstruksi sintaksis, mempunyai potensi untuk mendamingi numerelia lain, dan tidak dapat bergabung dengan tidak atau dengan sangat.
Subkategorisasi
A.     Numerelia takrif, yaitu numerelia yang menyatakan jumlah yang tenru. Golongan ini terdiri atas :
1. Numerelia utama (koordinat)
                        a. bilsngsn pnuh, adalah numerelia utama yang menyatakan jumlah tertentu. Contoh : satu, dua, puluh,ribu. Numerelia utama dapat dihubungkan langsung dengan satuan waktu, harga uang, ukuran panjang, berat, isi,dsb.
                        b. bilangan pecahan, yitu numerelia yang terdiri dari pembilang dan penyebut, yang diduduki partiker per :
 = dua pertiga
 = lima perenam
                        c. bilangan gugus, contoh : likur. Bilangan antara 20 dan 30, misallnya : selikur=21, dualikur 22, lusin=12, gross=144
            2. Numerelia tingkat
            Adalah numeriliatakrif yang melambangka urutan dalam jumlah dan berstruktur ke + Numerelia. Ke- merupakan prefiks dan Num menyatakan numerelia bilangan. Contoh : - catatan kedua sudah diperbaiki
                                                 - Ia orang kedua di departemennya.
            3. Numerelia kolektif
            Adalah numerelia takrif yang berstruktur : Ke + Num,         ber- + N , ber- +mr,   ber - + Num R atau Num + - ar. Numerelia kolektif yang berstruktur Ke + Num tempatnya dalam frase selalu mendahului nomina.
Contoh : dipandangnya kedua gadis itu dengan penuh keheranan.

B. Numerelia tak takrif
            Numerelia tak takrif adalaah numerelia yang menyatakan jumlah yang tak tentu. Misalnya : suatu, beberapa, berbagai, pelbagai, tiap-tiap, sebagaian. Numerelia tidak pernah dibentuk dari kategori lain, tetapi dapat berpindah kelas menjadi verba seperti dalam mendua, persatuan, atau menjadi nomia seperti kesatuan,persatuan,perduaan,pertigaan, perempatan.

II.6. ADVERBIA

            Adverbia adalah kategori yang dapat mendampingi adjektiva, numerelia, atau proposisi dalam konstruksi sintaksis. Dalam kalimat, Ia sudah pergi, kata sudah merupakan adverbia, bukan karena mendampingi verba pergi, tetapi karena mempunyai potensi untuk mendampingi ajektiva. Jadi sekalian banyak adverbia dapat mendampingi verba dalam konstruksi sintaksis namun adanya verba itu bukan menjadi ciri adverbia. Adverbia tidak boleh dikacaukan dengan keterangan karena adverbia merupakan konsep kategori, sedangkan keterangan merupakan konsep fungsi.
            Ada dua jenis adverbia, yaitu :
1.       adverbia intra klausal yang berkonstruksi dengan verba, ajektiva, numerelia, atau adverbia lain.
Contoh :
-          Alangkah                     - Gus                           - pula
-          Agak                           - Hmpir                        - rada-rada
-          Agak-agak                   - Hanya                       - saja
-          Amat sangat                - Harus                                    - saling
2.       adverbia ekstraklausal, yang secara sintaksis mempunyai kemungkinan untuk berpindah-pindah posisi dan secara sintaksis mengungkapkan prihal atau tingkat proposisi secara keseluruhan.
Contoh : barangkali, bukan, justru, memang, mungkin.

            Adverbia dapat ditemui dalam bentuk dasar dan dalam bentuk turunan.
1.       Adverbia dalam bentuk dasar bebas.
Contoh :

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Dcreators